Pendidikan merupakan salah satu unsur penting untuk kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama bagi suatu negara untuk unggul dalam persaingan global. Pendidikan dianggap sebagai bidang yang paling strategis untuk mewujudkan kesejahteraan nasional. Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas dan berkarakter merupakan prasyarat terbentuknya peradaban yang tinggi. Sebaliknya, SDM yang rendah akan menghasilkan peradaban yang kurang baik pula.

Bicara mengenai pendidikan, tak lepas dari peran penting tokoh pendidikan satu ini yaitu Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta. Ia dikenal karena berani menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu.

Melalui tulisan-tulisannya, beliau menyampaikan kritik terkait pendidikan di Indonesia yang kala itu hanya boleh dinikmati oleh para keturunan Belanda dan orang kaya saja. Dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern (1986) karya Abdurrachman Surjomihardjo, Ia mendirikan Indische Partij (IP) bersama Cipto Mangunkusumo serta Ernest Douwes Dekker atau Tiga Serangkai pada 25 Desember 1912. Tiga Serangkai diasingkan ke Belanda sejak 1913 karena tulisannya yang dianggap menghina pemerintah. Melalui Ki Hajar Dewantara, kata “Indonesia” dipakai di kancah internasional untuk pertama kalinya. Hal itu ia lakukan saat mendirikan kantor berita dengan nama Indonesische Persbureau di Den Haag.

Setelah kembali dari Belanda, ia mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa di Yogyakarta. Ia mengajarkan filososi yang terkenal di dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.

Saat ini di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi.

Berkaitan dengan pendidikan, guru memiliki peran aktif yaitu guru tidak hanya menjadi pengajar, tapi guru juga harus bisa menjadi guide, teach, and explain. Guru membimbing siswa dalam kegiatan akademik maupun nonakademik. Sudah menjadi tugas seorang guru  menggali bakat yang dimiliki oleh peserta didik. Guru menuntun peserta didik untuk mendapatkan materi-materi yang dibutuhkan dalam menghimpun pengetahuan mereka. Namun keterlibatan orang tua juga penting. Adanya program sekolah PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) secara langsung telah melibatkan orang tua di dalam pembelajaran. Sekolah menggandeng orang tua untuk turut menciptakan visi sekolah ramah anak. Dibawah Komite Sekolah dan Paguyuban Antar Kelas, orang tua turut menyumbangkan materiil maupun non materiil demi kelancaran pembelajaran anak-anak mereka.

Berbagai aktivitas dan bantuan yang diberikan orang tua didasarkan dari rasa “memiliki” dan “mengasihi” bahwa keberhasilan Pendidikan adalah bentuk usaha bersama. Kesuksesan anak di dalam pendidikannya bukan hanya tugas guru. Namun orang tua sebagai madrasah pertama juga memiliki peran penting dalam membentuk pribadi anak.

Penting diketahui, Indonesia adalah negara kepulauan dengan ribuan potensi. Namun Indonesia termasuk negara yang cukup berhasil membangun sistem pendidikan untuk menyatukan segala perbedaan karakteristik peserta didik. Selamat Hari Pendidikan Nasional !

Sumber : Wikipedia