Program
Bridging Community Diversity Program (Program Menjembatani Keberagaman Masyarakat)
Program ini bertujuan mengajak masyarakat di wilayah rawan konflik untuk menciptakan Early Warning System atau Sistem Peringatan Dini dalam menghadapi konflik. Yaitu konflik yang sering terjadi di masyarakat, antara lain konflik dengan masyarakat adat, konflik kepentingan sosial ekonomi, bahkan konflik politik. Konflik-konflik ini sangat rentan terjadi di Indonesia, terutama di wilayah yang mempunyai kepentingan sosial ekonomi tinggi, dan didiami beberapa suku yang ada di Indonesia.
SelengkapnyaKain Nusantara Lestari (KANURI)
Institut Pluralisme Indonesia (IPI), sebagai sebuah lembaga nirlaba yang bertujuan mempelajari dan meningkatkan kesadaran ke-bhinneka tunggal ika-an di Indonesia, turut prihatin akan kondisi industri batik Lasem sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa dan industri kreatif padat karya yang sangat potensial dalam membangun kesejahteraan, kemandirian dan harkat bangsa Indonesia. IPI berupaya melaksanakan kegiatan penelitian dan pendampingan masyarakat guna “Revitalisasi Budaya dan Usaha Kecil Batik Lasem” dengan fokus pemberdayaan regenerasi pembatik dan pengusaha batik Lasem. Kegiatan ini merupakan bagian dari program jangka panjang IPI untuk turut membantu proses pelestarian aneka budaya kain tradisional Indonesia.
Revitalisasi Budaya dan Usaha Kecil Batik Lasem dimulai sejak Juni 2006 dengan tujuan sebagai berikut:
- Mendukung upaya multi pihak untuk revitalisasi batik Lasem
- Membangun proyek percontohan yang berfungsi sebagai media riset-aksi di salah satu desa tempat tinggal pembatik
- Membangun sistem pembelajaran masyarakat, khususnya di kalangan perempuan pembatik dan generasi muda, untuk mendukung proses regenerasi pengrajin dan pengusaha batik Lasem
Jaringan Inklusif Relawan Donor Darah
Relawan Donor Darah (RDD) adalah salah satu bentuk tindakan nyata pluralisme yang bisa menjadi alternatif dalam pendidikan pluralisme, pembangunan perdamaian dan kesukarelaan. Konsep ini juga bisa membangun landasan untuk memulai dan mempertahankan aksi-aksi kemanusiaan secara kolektif.
Relawan Donor Darah adalah siapa saja yang bersedia menyumbangkan darahnya secara sukarela demi kesehatan dan keamanan orang lain tanpa mempersoalkan berbagai atribut yang menonjolkan identitas individu.
Sistem RDD dibangun tahun 2001 sampai 2003 melalui kerjasama antara IPI dan organisasi lain untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tiga hal berikut:
- Pembangunan jiwa kerelaan sosial yang secara profesional, konsisten dan tulus membantu sesama manusia dengan mengabaikan perbedaan agama, ras, etnik, gender, status ekonomi, ideologi politik dan seterusnya
- Pengembangan konsep dan praktek puralisme dimana kenyataan bahwa keragaman di Indonesia tidak hanya dihargai sebagai anugrah, tetapi juga dikelola untuk menciptakan keamanan, keadilan dan kesejahteraan masyarakat
- Pembangunan aksi kemanusiaan dalam bentuk donor darah untuk meningkatkan cadangan transfusi darah dengan kualitas dan volume yang sesuai
IPI dan organisasi mitra bepartisipasi di bidang non-medis, seperti rekrutmen, fasilitasi dan pemberdayaan RDD. Palang Merah Indonesia (PMI) menjalankan fungsi medis terkait darah itu sendiri seperti pengambilan, pengecekan dan pemrosesan darah, kemudian penyimpanan darah serta pengelolaan distribusinya. Berdasarkan standar Lembaga Kesehatan Internasional (World Health Organization-WHO), jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,2 juta kantong darah per tahun (2% dari jumlah penduduk Indonesia). Kebutuhan tersebut saat ini baru terpenuhi sekitar 4,7 juta kantong atau 90 % dari target.
Semakin banyak jumlah RDD, semakin besar keuntungan yang diraih sebab RDD adalah bukti adanya partisipasi dalam peningkatan aktivitas donor darah di Indonesia. Lebih jauh, RDD adalah bukti adanya partisipasi dalam pengembangan pluralisme untuk memperkuat perdamaian, persamaan dan kesejahteraan manusia di bumi ini.
Proyek Percontohan IPI
Untuk mencapai tujuan di atas, IPI melaksanakan aneka proses pemberdayaan masyarakat melalui dua tingkatan proyek percontohan (PP) sebagai berikut:
1) PP Pemberdayaan Kelompok Perempuan Pembatik dalam Bidang Ekonomi Kreatif dan Partisipasi Kebijakan Publik di desa Jeruk, kecamatan Pancur
IPI memfasilitasi 4 (empat) perempuan pembatik yang sudah tidak bekerja dalam membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Srikandi Jeruk. KUB didirikan sebagai wahana belajar bersama dari para perempuan pembatik dalam meningkatkan teknik/ ketrampilan membatik, memperkuat kapasitas mereka sebagai calon pengusaha batik di kemudian hari serta meningkatkan partisipasi aktif perempuan pembatik dalam proses anggaran publik di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten..
Selengkapnya2) PP Revitalisasi Budaya Batik Lasem bagi Perempuan Pembatik dan Generasi Muda di lima desa, yaitu desa-desa Jeruk, Karaskepoh, Tuyuhan, Doropayung dan Warugunung
Kegiatan yang sedang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi budaya batik Lasem bagi perempuan pembatik dan generasi muda meliputi:
- Pendirian Sanggar Batik untuk pelatihan generasi muda
- Pengembangan kurikulum muatan lokal budaya batik di tingkat sekolah dasar
- Riset budaya dan sosial ekonomi batik Lasem