impian Anda untuk belajar konservasi di sebuah candi?  Ini merupakan pengalaman yang unik, dapat belajar bersama budayawan mengenai budaya dan lingkungan di sebuah candi.

Pernahkah Anda bayangkan belajar konservasi di sebuah candi? Ini merupakan pengalaman yang unik, dapat belajar bersama budayawan mengenai  budaya dan lingkungan di sebuah candi.

Tim IPI memberikan kesempatan pada halaman candi Muaro Jambi Kabupaten Muaro Jambi pada awal Juli lalu. Kami bertemu dan berbudaya Muhtar Hadi atau biasa disapa dengan Borju, seorang penggiat budaya dan lingkungan di sekitar Kawasan Candi Muaro Jambi. Beliau berinisiatif untuk Alam Raya SARAMUJA Muaro Jambi tahun 2010 secara sukarela bersama 4 (empat) orang teman. Sekolah ini merupakan sanggar non formal, yang ditujukan untuk anak-anak muda mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di sekitar kawasan candi. Waktu sekolah setiap hari minggu dimulai pukul 8 pagi. Sekolah ini anak-anak muda dapat belajar bersama dengan pendampingan mengenai budaya Jambi, konservasi Kawasan Candi Muaro Jambi, dan lingkungan hidup.Kurikulum Sekolah Alam Raya SARAMUJA sudah tersusun rapi dan sistematis selama setahun, dan dikembangkan setiap tahunnya. Sebagai contoh untuk bidang kebudayaan anak-anak muda belajar mengenal suku-suku dan rumah adat yang ada di Jambi. Untuk konservasi Candi Muaro Jambi para anak muda diajak mengelilingi kawasan candi untuk mengenali nama, fungsi dan sejarah Jambi, serta apa yang harus dilakukan untuk candi. Tujuannya agar anak-anak muda tersebut siap mendampingi turis yang berkunjung ke tempat tersebut. Sementara pembelajaran tentang lingkungan hidup, anak-anak muda diajak berkegiatan membuat serta apa yang harus dilakukan untuk candi. Tujuannya agar anak-anak muda tersebut siap mendampingi turis yang berkunjung ke tempat tersebut.Sementara pembelajaran tentang lingkungan hidup, anak-anak muda diajak berkegiatan membuat serta apa yang harus dilakukan untuk candi. Tujuannya agar anak-anak muda tersebut siap mendampingi turis yang berkunjung ke tempat tersebut. Sementara pembelajaran tentang lingkungan hidup, anak-anak muda diajak berkegiatan membuat eco print dengan menggunakan media kain, tas, sehingga dapat dijual. Selain itu mereka belajar mengelola sampah, mengenal dan mengklasifikasikan dan budidaya tanaman yang ada di sekitar candi untuk dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan juga filosofi yang digunakan dengan budaya leluhur mereka.

Banyak hal menarik yang dapat dipelajari dari Borju, seorang guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN) salah satu Madrasah Tsnawiyah (MTs) Muaro Jambi. Ia, seorang yang memiliki dedikasi untuk lingkungan sekitarnya dan dapat menggerakkan anak-anak muda di lingkungannya secara sukarela, untuk kemajuan daerahnya. Pengelolaan Sekolah Alam Raya Muaro Jambi selama 12 tahun dilakukan secara sukarela. Dana berasal dari dana pribadi pendamping, belum ada bantuan dari pemerintah maupun swasta, apresiasi untuk para pendamping.

Kegiatan yang dilakukan Borju dan teman-temannya sangat menginspirasi bahwa gotong royong secara sukarela masih dapat ditemui di Muaro Jambi dengan wacana selangkah lebih maju yaitu menyiapkan generasi muda di kawasan Candi Muaro Jambi sebagai penyelamat kawasan budaya, tempat belajar masyarakat serta menjadi kawasan mereka. secara damai dan lestari.

Selama 12 tahun Sekolah Alam Raya SARAMUJA telah meluluskan beberapa anak muda yang mumpuni dan sekarang tersebar di berbagai daerah dengan tetap semangat serupa yang disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Mereka menganggap jika tidak dapat membantu dengan materi, maka dapat menggunakan tenaga, pikiran, bahkan seulas senyum yang bermanfaat untuk sesama. Untuk itu, marilah kita mulai berbagi sejak dini.

Ditulis oleh Mariska berdasarkan laporan Diah Rosyna